Kamis, 30 September 2010

Masyarakat Maluku-NTT Curhat ke DPD RI




Sejumlah tokoh masyarakat Maluku dan NusaTenggara Timur yang tergabung dalam Pemuda Indonesia Timur (PIT) mendatangi Dewan Pimpinan Daerah RI, Kamis (30/9) hari ini. Mereka merasa ada aktor intelektual yang memanfaatkan konflik perebutan lahan klub malam Blowfish hingga berujung tragedi Ampera berdarah, kemarin.

Salah satu tokoh PIT, Aloysios Abi, menjelaskan akar dari pertikaian di Ampera adalah perebutan lahan mencari nafkah. Sudah menjadi rahasia umum pemuda Maluku dan Nusa Tenggara Timur rela dibayar Rp50 ribu ribu oleh oknum tertentu untuk melakukan apa saja. Itu semua terjadi karena kesejahteraan mereka rendah. "Akar masalah ini adalah kesejahteraan rendah. Karena itu pemerintah, DPD RI dan DPR harus berfikir bagaimana memberdayakan putra-putra di Indonesia Timur," kata Aloysios.

Ia menyayangkan tiga nyawa yang hilang akibat kericuhan berdarah di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan."Yang menyuruh dapat miliaran rupiah. Ketua kelompok paling Rp10-15 juta dan anggotanya cuma dapat untuk makan," jelas dia.

Tokoh masyarakat PIT lainnya, Zakaria Sabon, menjelaskan pihaknya berharap polisi segera menangkap aktor intelektual dalam tragedi Ampera. Sebab ia melihat ada pembiaran dari aparat. "Saya kira jika polisi bisa mengantisipasi tidak akan terjadi. Kami mendesak pihak penegak hukum mengusut kasus ini," pinta dia.

Anggota DPD RI dari Maluku, Jack Osdara berharap pemerintah menyelesaikan masalah kesejahteraan di Indonesia Timur dengan melakukan pembangunan merata. Pasalnya, urbanisasi masyarakat Indonesia Timur ke Pulau Jawa, khususnya Jakarta, hanyalah untuk mencari makan.

"Akarnya timur dan barat, yakni urbanisasi ke kota besar. Itulah yang jadi sasaran teman yang tidak beruntung. Karena itu dari PIT agar ada kue keadilan dalam pemerataan pembangunan harus diperhatikan. Tidak ada yang menginginkan adik-adik kita meninggal dalam pertempuran," tandas dia
Masyarakat Maluku-NTT Curhat ke DPD RI Metropolitan / Kamis, 30 September 2010 13:04 WIB  Metrotvnews.com, Jakarta: Sejumlah tokoh masyarakat Maluku dan NusaTenggara Timur yang tergabung dalam Pemuda Indonesia Timur (PIT) mendatangi Dewan Pimpinan Daerah RI, Kamis (30/9) hari ini. Mereka merasa ada aktor intelektual yang memanfaatkan konflik perebutan lahan klub malam Blowfish hingga berujung tragedi Ampera berdarah, kemarin.  Salah satu tokoh PIT, Aloysios Abi, menjelaskan akar dari pertikaian di Ampera adalah perebutan lahan mencari nafkah. Sudah menjadi rahasia umum pemuda Maluku dan Nusa Tenggara Timur rela dibayar Rp50 ribu ribu oleh oknum tertentu untuk melakukan apa saja. Itu semua terjadi karena kesejahteraan mereka rendah. "Akar masalah ini adalah kesejahteraan rendah. Karena itu pemerintah, DPD RI dan DPR harus berfikir bagaimana memberdayakan putra-putra di Indonesia Timur," kata Aloysios.  Ia menyayangkan tiga nyawa yang hilang akibat kericuhan berdarah di depan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan."Yang menyuruh dapat miliaran rupiah. Ketua kelompok paling Rp10-15 juta dan anggotanya cuma dapat untuk makan," jelas dia.  Tokoh masyarakat PIT lainnya, Zakaria Sabon, menjelaskan pihaknya berharap polisi segera menangkap aktor intelektual dalam tragedi Ampera. Sebab ia melihat ada pembiaran dari aparat. "Saya kira jika polisi bisa mengantisipasi tidak akan terjadi. Kami mendesak pihak penegak hukum mengusut kasus ini," pinta dia.  Anggota DPD RI dari Maluku, Jack Osdara berharap pemerintah menyelesaikan masalah kesejahteraan di Indonesia Timur dengan melakukan pembangunan merata. Pasalnya, urbanisasi masyarakat Indonesia Timur ke Pulau Jawa, khususnya Jakarta, hanyalah untuk mencari makan.  "Akarnya timur dan barat, yakni urbanisasi ke kota besar. Itulah yang jadi sasaran teman yang tidak beruntung. Karena itu dari PIT agar ada kue keadilan dalam pemerataan pembangunan harus diperhatikan. Tidak ada yang menginginkan adik-adik kita meninggal dalam pertempuran," tandas dia.
Read more....

Rabu, 29 September 2010

Sinta-Jojo Jalani Sesi Pemotretan "Tokek Belang"

Shinta Nurmansyah dan Jovita Adityasari siap merilis single terbaru berjudul "Tokek Belang". Dua remaja yang dikenal lewat aksi lipsync "Keong Racun" itu bahkan sudah menjalani sesi pemotretan untuk sampul album terbaru mereka. Shinta-Jojo mengaku masih memiliki banyak kekurangan dalam bermusik.

"Kita kan pernah bilang baru mau nyanyi kalau sudah belajar, jadi enggak asal-asalan. Alhamdulillah lagunya sudah ada, kita bersyukur sudah dikasih jalan."

Menanggapi sebutan aji mumpung, Shinjo tidak mau ambil pusing. Dua perempuan berdarah Sunda itu mengaku hanya berniat menghibur masyarakat. "Mungkin vokalnya masih kurang, tapi kan mereka mau belajar," bela Charly "ST 12".

Pemerhati musik Denny Sakrie menilai Shinta dan Jojo mampu memanfaatkan momentum "Keong Racun" dalam meraih popularitas seperti sekarang. Hal tersebut juga didukung Charly "ST 12" yang bersedia menampung mereka dalam sebuah manajemen.

"Saya baru dengar lagu Tokek Belang itu, mirip seperti Keong Racun yang bercerita tentang laki-laki hidung belang," tutur Denny. "Lagunya bisa sukses bisa juga enggak."

Sebelumnya Shinta dan Jojo sudah merekam Tokek Belang di studio Pangeran Cinta. Charly sempat terkejut karena mereka berdua mampu menyelesaikan rekaman dalam waktu singkat.
Read more....

Minggu, 19 September 2010

Sinta dn Jojo akan menjadi Selebritis dengan menyanyikan lagu ciptaan Charly ST12


Dua Keong Racun Sinta-Jojo akan menjadi selebritis dengan menyanyikan lagu ciptaan Charly 'ST12', 'Tokek Belang'. Mereka mengaku ingin menjadi artis yang memberikan contoh baik.

Jovita Adityasari atau yang lebih akrab disapa Jojo menceritakan keinginannya untuk menjadi seorang artis. Bersama Sinta, Jojo mengaku ingin sekali menjadi sorang penyanyi. Bahkan mereka suka berkhayal kalau pun benar menjadi seorang selebritis papan atas.

Jojo mengatakan, "Kita sih mau jadi artis yang membawa contoh baik untuk orang lain. Kan kita jadi pusat perhatian,"

Kata Jojo, bersama Sinta ia tidak ingin jadi artis yang besar karena sensasi. Bahkan kalau pun sudah menjadi penyanyi sungguhan, Jojo dan Sinta berjanji akan mengedepankan pendidikan.

"Dari awal, kita itu menomorsatukan kuliah. Nggak ada yang bisa ganggu kuliah kita deh," jelas perempuan asal Bandung itu.
Read more....

Rabu, 01 September 2010

Jadwal St12 bulan September 2010

Wed Sep 01Indonesia Mencari Bakat - TRANSTVT

hu Sep 02Bukber ST Setia

Fri Sep 03Konser Takbiran - RCTI

Fri Sep 17Show @ Dumai

Sat Sep 18Show @ Pakanbaru

...Sun Sep 19Show @ Pakanbaru

Tue Sep 21Show @ Padang

Sun Sep 26Show @ Belitung
Read more....
TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG...